Bengkulu Utara, jendelarakyat.com-Pemerintah Desa Pematang Sapang kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu utara. Berkolaborasi Dengan KKN UNIB Melaksanakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Eco-Enzyme.
“Pelatihan pemanfaatan pupuk eco-enzime ini penting mengingat sampah rumah tangga yang banyak dan lebih baik menurut kami diolah menjadi yang bermanfaat untuk keseharian, ujar F. Radithya Majdi Ketua kelompok KKN UNIB, Periode 102 Kelompok 78
Acara pelatihan ini dilaksanakan di Balai Desa Pematang Sapang pada hari Rabu (31/07/2024), dan dibuka langsung oleh kepala Desa Pematang Sapang Esbendi,
Dalam hal ini F, Raditya Majdi, menyampaikan cara-cara pembuatan dan pemanfaatan Eco-enzime, adalah hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan yang mempunyai bahnyak manfaat untuk alam dan manusia. Manfaat Eco-enzime untuk pertanian adalah sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, pupuk alami untuk tanaman, dan dapat menurunkan efek rumah kaca.
Eco-enzime adalah hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan yang mempunyai bahnyak manfaat untuk alam dan manusia. Manfaat eco-enzime untuk pertanian adalah sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, pupuk alami untuk tanaman, dan dapat menurunkan efek rumah kaca.
Sampah organik yang ada di rumah ternyata memiliki sejuta manfaat jika diolah dengan cara yang tepat. Selain bisa menjadi pupuk kompos, sisa sampah organik juga bisa dibuat jadi eco enzyme.
Eco enzyme ini nantinya dapat berguna sebagai bahan untuk cairan pembersih rumah serbaguna, pembersih lantai, pembersih udara, sabun cuci baju, cuci piring, sabun mandi, shampo, obat kumur, pasta gigi, pembersih wajah, obat eksim, obat jerawat, hand sanitizer hingga desinfektan. Demikian disampaikan F, Raditya,
“Bonus mengolah sampah organik menjadi cairan fermentasi eco enzyme dapat dimanfaatkan untuk perawatan diri, kesehatan dan perawatan lingkungan. Selain itu bisa mengurangi pengeluaran rumah tangga,” ujar F, Raditya
Menurut F, Raditya eco enzyme adalah cairan fermentasi dari sisa bahan organik selama 3 bulan yang memiliki berjuta manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
“Pembuatan eco enzyme juga sangat mudah, kata F,Raditya, dengan dengan rumus 1:3:10. Yaitu 1 bagian gula merah/molase; 3 bagian sampah organik (kulit buah/sayur yang tidak keras, tidak berlemak, tidak bergetah dan tidak busuk); dan 10 bagian air.
Gula merah dimasukkan ke dalam air (60% dari volume wadah) lalu masukan sampah organik yg sudah dipotong-potong ke dalam larutan gula. Kemudian, tutup rapat selama 3 bulan, kata F, Raditya menjelaskan.
Raditya berharap para peserta nantinya bisa bisa sampah organik menjadi eco enzyme.
“Dengan membuat eco enzyme masyarakat sudah turut serta merawat bumi, ikut berpartisipasi mengurangi beban bumi dan sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis” . (Adv)